• INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
Apa sih internalisasi, belajar, dan spesialisasi? Mungkin bagi kebanyakan
orang tidak mengerti dari ketiga kata tersebut. Saya akan mencoba
menjabarkannya ya agar lebih mudah dipahami. Ketiga kata tersebut sebenarnya
memiliki definisi yang hampir sama. Proses terjadinya yaitu melalui interaksi
sosial.
Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu yang
menginternalisasikan norma-norma tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses
pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki, sekarang telah
dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih
mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi
terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi
identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun
berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan
yang berbeda-beda. Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu
bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif
akan diambil jika antar individu saling menghargai adanya norma-norma yang
berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak
mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat,
merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif,
pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut. Atas
pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih
memahami apa itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari
pembelajaran tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau
kekhususan kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup
bermasyarakat.
Jadi, kesimpulan dari semuanya adalah, sebagai individu haruslah menaati
norma-norma kehidupan yang ada, entah itu norma agama, norma kesusilaan, dan
norma kesopanan. Apa yang dilakukan seorang individu pastilah melalui proses
pembelajaran dan memiliki kemampuan khusus setelah terbiasa dengan
pengambilan-pengambilan tindakan.
Nah, sekarang sudah tahu kan apa itu internalisasi, belajar, dan
spesialisasi. So, buat kita makhluk sosial, ayo saling mengharagai suatu
perbedaan agar tercipta suasana kehidupan yang damai, tenteram, dan sejahtera.
• PEMUDA DAN IDENTITAS
Jika berbicara mengenai pemuda dan identitas, pemuda selalu diidentikkan
dengan suatu generasi yang dipundaknya
terbeban oleh bermacam-macam harapan sebagi penerus generasi, karena memang
pemuda adalah sebagai generasi penerus yang diharapkan dapat mengisi
pembangunan nasional. Lebih menarik lagi, pada generasi ini memiliki
permasalahan-permasalahan yang beragam, di mana jika permasalahan ini tidak di
tindak lanjuti akan membuat para pemuda tersebut kehilangan fungsinya sebagai
penerus pembangunan nasional. Oleh karena itu, untuk menangani dan
menindaklanjutinya perlu diadakan pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
1) Landasan idiil: Pancasila
2) Landasan konstitusional: UUD 1945
3) Landasan strategis: GBHN
4) Landasan historis: Sumpah Pemuda (1928)
dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945)
5) Landasan normatif: Etika dan tata nilai,
tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
Berkenaan dengan kenyataan di atas, memang sangat diperlukan penataan
kehidupan pemuda karena pemuda memainkan peran penting dalam pembangunan
nasional karena sebagai generasi penerus. Pembinaan dan pengembangan generasi
muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa dating sebagai bagian
mutlak masa kini.
Bayangkan jika pembangunan di masa yang akan tidak di sertai dengan
keikutsertaan generasi muda, pasti perkembangan pembangunan nasional akan
berjalan lambat dan sulit untuk berhasil. Generasi muda sangat dibutuhkan ikut
sertanya dalam pembangunan, tetapi yang terpenting adalah kegairahan dan
kreativitas pemuda. Karena tanpa adanya kegairahan dan kreativitas maka
pembangunan akan kehilangan kesinambungannya.
Selanjutnya, kita akan membahas berbagai permasalahan generasi muda saat
ini. Permasalahan yang paling utama adalah pergaulan bebas yang dapat
membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga. Telah banyak kita
ketahui bahwa di Indonesia ini, khususnya DKI Jakarta, tingkat pergaulan
bebasnya sangat tinggi. Pergaulan bebas di Ibukota memang mayoritas pelaku
pergaulan bebas tersebut karena terpengaruh budaya asing. Bukannya kita tidak
boleh menerima budaya asing, tetapi ada baiknya jika budaya asing tersebut kita
saring dan kita pilah mana yang buruk dan yang mana yang baik.
Masalah yang kedua adalah tentang kenakalan remaja. Banyak peristiwa
kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkotika, dll. Kenakalan
remaja seperti tawuran kerap terjadi di Indonesia dan ironisnya, peristiwa
tawuran tersebut biasanya hanya dipicu oleh masalah yang sepele kemudian
berbuah menjadi perkelahian. Sedangkan, kenakalan yang lain seperti
penyalahgunaan narkotika kerap terjadi di tempat-tempat seperti diskotik.
Alasan para pengguna obat-obat terlarang tersebut bermacam-macam, ada yang
karena alasan broken home, ada yang karena alasan untuk menghilangkan rasa
strees, depresi, dan alasan-alasan yang lainnya.
Sekarang kita akan membahas tentang potensi yang ada pada generasi muda
yang perlu dikembangkan. Biasanya generasi muda tersebut memiliki idealisme dan
daya kritis yang tinggi, contohya seperti mahasiswa yang sangat tinggi daya
kritisnya sebagai makhluk intelektual. Kemudian, generasi muda juga memiliki
kreativitas yang tinggi dan yang paling menonjol adalah pemuda itu memiliki
jiwa dan semangat yang berapi-api, juga berani dalam mengambil suatu resiko.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus
diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang
dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa.
Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melainkan dari
semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda.
Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada
dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai
melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala.
Apalagi di zaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi terbentuknya jati diri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan
dengan melihat media massa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak
tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media massa itu, pelakunya adalah
para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng,
narokoba, dan tindakan asusila lain.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang
sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan
jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas
yang sedang ”in” saat ini.
Sangat disayangkan apabila kita melihat penggambaran mengenai pemuda
seperti di atas. Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan
yang sangat berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada
beberapa solusi agar pemuda tidak kehilangan jati dirinya, yaitu sangat
dibutuhkan peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda
yang berguna. Selain itu, pendidikan agama dan akhlak yang mulia juga harus
ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh kedalam tindakan
kemaksiatan.
Oleh karena itu Kita sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa jangan sampai
kehilangan identitas kita. Marilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri
agar kita dapat memajukan bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang
bermanfaat bagi agama dan bangsa.
• PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
Pengertian Perguruan Tinggi, pemahaman kita dan kemampuan belajar yang lebih tinggi dalam usia dewasa, setelah
mengumpulkan sejumlah tahun keterampilan dan pengalaman profesional. Ada alasan
sederhana untuk itu. Pada remaja, ketika kami memutuskan untuk melanjutkan
pendidikan, kami tidak memiliki kapasitas dan kedewasaan untuk mengerti
bagaimana kita akan menggunakan dan menerapkan pengetahuan yang kita sedang
terkena. Jadi, Perguruan Tinggi untuk menghafal palsu percaya bahwa kita
belajar apa yang kita benar-benar menghafal. Namun, tidak lama setelah itu,
kita lupa banyak hal.
Mengapa Pengertian Perguruan Tinggi dalam pembahasan kali ini? Karena
fungsi otak kita efisien: ini hanya membuang informasi yang tidak memiliki
aplikasi praktis, baik intelektual atau emosional. Setelah mengumpulkan
pengalaman bertahun-tahun, kita memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi
persis apa yang akan memungkinkan kita untuk mencapai atau meningkatkan fungsi
professional. Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman lebih efisien. Sebuah
percakapan santai, sebuah buku yang bagus, atau bahkan pidato Perguruan Tinggi
demikian secara permanen tersimpan dalam pikiran kita tanpa menghafal yang
terlibat jika intelektual atau menarik secara emosional. Orang dewasa biasanya
memiliki kemampuan pemahaman yang lebih baik daripada mahasiswa.
Sumber:
http://madchocolate.wordpress.com/2011/11/28/pemuda-dan-sosialisasi/
0 comments :
Posting Komentar
Silahkan Comment