Memory in makassar
( Cinta Tampa Kata )
Bercerita
tentang dirimu mengingatkan aku pada suatu
ketika, dimana kita saling menatap senyuman yang muncul dari keinginan
untuk saling memiliki. Mengisi pertemuan dengan canda yang suda tidak asing
dimata dan telinga kita.bila kau bertanya apakah aku menginginkan itu terjadi
lagi dalam sepihku, maka aku akan mengangguk kencang.
Aku tersenyum,
wajahmu terbayang, senyummu muncul dengan cirimu. Kata-katamu terdengar yang
kau ucapkan saat itu, dulu saat situasinya masih indah. Saat kau bicara
bagaikan aku mendengar musik instrumen, menghanyutkan, membawaku terbang
melintasi alam pikiranku yang rasional, namun cinta tidak butuh dirasionalkan
karna bukan rana rasional tetapi rasa.
Perkenalan
diawali dengan pesan singkat, saling menyapa disiang dan malam, dan menjadikan
cerita hari-hari yang berhias pelangi ungu. Kita mewarnakan dunia dengan tawa
dan canda, saling mengejek, namun itu indah menurut versi kita.
Besok harinya,
tepatnya pagi hari, aku dan rombongan berkeliling melihat dan menikmati
pemandangan yang ada dileang-leang. Gunung yang tinggi, guwa dan sungai itulah
dalam ingatanku yang sangat jelas. Dalam perjalanaku mengelilingi pemandangan
itu, aku kembali memandangkan pandanganku dirombonagn itu, dan aku kembali
melihat gadis itu yang memiliki mata yang indah. Namu aku tak mau menunjukan
kalu aku memperhatikan dia. Tak lama kemudian aku setelah aku keluar dari guwa
itu, aku menjerit kesakitan dikepal, karena aku tidak bisa menhan sakit itu
akhirnya aku tinggalkan tempat itu, Hamsir saat itu yang setia ikut padaku, dan
aku bersyukur aku tiba digowa dengan selamat, meskipun diperjalanan aku hampir
terjatuh dari motor.
Meskipun tiga hari kedepanya aku mendapat kecelakaan yang
terparah dalam seumur hidupku, menurut cerita aku dirawat RS. Plamonia.
Ingatanku hilang, namun ada yang aneh, karena ingatanku kembali sekitar satu
menit. Saat itu aku melihat Suriyah dan Fhia ada disampingku dalam keadaan
berdiri.... Lillahitaala... ini bukan sekedar memperindah tulisan ini, tapi
itulah yang ingat saat itu, setelah itu ingatanku kembali hilang.
Suatu ketika
malam yang sepih dikamar tak ada suara yang menghiasi kamarku. Kucoba menyapa
gadis itu kembali, karena aku ingin lebih dekat padanya walu hanaya sekedar
sms-an. “ ass... lagi ngapai deh.....” ciri khas untuk memulai kemunikasi dalam
sms-an. “... lagi baring-baringji KK” jawabnya.
“..... giman
kabar..? “pertnayaanku lanjud.
“..... aku
baik, kakak giamna,...?” jawabanya dari dia
“.. aku juga
baik,,,,”
Dari hari
kehari kemunikasiku semakin dekat dengan dia. Hampir tiap malam aku sms-an padanya.
Sempat aku memberikan nama panggilan untuk dia yaitu “ Bondeng..”. setiapa kali
aku sms kedia pasti aku menyapanya dengan kata itu. Protes dan ketawa, itulah
dia. Yang paling berkesan dari dia adalah, sapaanya yang lucu dan
kekanak-kanakan, tapi menurutku itu seruh.
“.. hai ....
Bondeng, apa bayu..?” ciriku,
“... hai,juga
gendut ..... “ sapaan baliknya, dihiasi dengan ketawa “hahahahahah............”
0 comments :
Posting Komentar
Silahkan Comment