Jika dikatakan CANTIK, dikira
menggoda.
Jika dibilang JELEK, disangka
menghina.
Bila dibilang LEMAH, dia
protes.
Bila dibilang PERKASA, dia
nangis.
Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin
genteng,nolak;
(sambil ngomel, “Masa
disamakan dengan pria?!”).
Maunya emansipasi, tapi
disuruh berdiri di bis, malah cemberut;
(sambil ngomel, “Egois amat
sih pria ini, tidak punya perasaan!”).
Mungkin cocoknya ‘EMAN SI SAPI’ aja, hahahahaaa..... Piiissss
Jika ditanyakan siapa yang
paling dibanggakan, kebanyakan bilang "Ibunya."
Tapi kenapa yach, lebih bangga
jadi wanita karir?!
Padahal Ibunya adalah Ibu
rumah tangga.
Bila kesalahannya di ingatkan,
MUKANYA MERAH.
Bila di ajari, MUKANYA MERAH.
Bila di sanjung, MUKANYA MERAH.
Jika marah, MUKANYA MERAH.
Kok sama semua? -Bingung
kan...!!- Hihihi
Ditanya ya atau tidak,
jawabnya DIAM.
Ditanya tidak atau ya,
jawabnya DIAM.
Ditanya ya atau ya, jawabnya DIAM.
Ditanya tidak atau tidak, jawabnya
DIAM.
Ketika di DIAMkan, malah MARAH.
(repot dech, disuruh jadi
dukun yang bisa menebak jawabannya) Hehe Sabarrr
Dibilang ceriwis, marah.
Dibilang berisik, ngambek.
Dibilang banyak mulut,
tersinggung.
Tapi kalau dibilang Supel,
wadaoowww, senang banget; padahal sama saja maksudnya
(hahahaha........... :D)
Dibilang gemuk, tidak senang,
padahal maksud kita sehat gitchu lho?!
Dibilang kurus, malah senang,
padahal maksud kita "Kenapa loe jadi begini....gak sehat gt??!"
Itulah wanita.....
Makin kita bingung, makin
senang dia!
NB :
Kaum lelaki sering
mempersoalkan kelemahan wanita karena sering mengalirkan airmata. Tetapi,
segagah-gagah dan perwiranya lelaki, sadarlah bahwa suatu hari nanti mereka
juga akan mengalirkan airmata syahdu karena satu perkara kecil, yaitu karena
"Cinta".
Alangkah misterinya cinta
seorang wanita yang dianggap lemah sehingga boleh mengalirkan airmata seorang
lelaki; aneh, tetapi itulah hakikatnya.
Cinta laki-laki seumpama
gunung, ia besar tapi konstan dan (sayangnya) rentan; ada saatnya ia meletus
memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya.
Cinta perempuan seumpama kuku,
ia hanya sehujung jari, tapi tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus
bertambah; jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi.
0 comments :
Posting Komentar
Silahkan Comment