Selasa, 02 Oktober 2012

WANITA Memang..........Meemaaang WANITA

 

Jika dikatakan CANTIK, dikira menggoda.
Jika dibilang JELEK, disangka menghina.
Bila dibilang LEMAH, dia protes.
Bila dibilang PERKASA, dia nangis.

 Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng,nolak;
(sambil ngomel, “Masa disamakan dengan pria?!”).
Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis, malah cemberut;
(sambil ngomel, “Egois amat sih pria ini, tidak punya perasaan!”).
Mungkin cocoknya ‘EMAN SI SAPI’ aja, hahahahaaa..... Piiissss
Jika ditanyakan siapa yang paling dibanggakan, kebanyakan bilang "Ibunya."
Tapi kenapa yach, lebih bangga jadi wanita karir?!
Padahal Ibunya adalah Ibu rumah tangga.

Bila kesalahannya di ingatkan, MUKANYA MERAH.
Bila di ajari, MUKANYA MERAH.
Bila di sanjung, MUKANYA MERAH.
Jika marah, MUKANYA MERAH.
Kok sama semua? -Bingung kan...!!- Hihihi

Ditanya ya atau tidak, jawabnya DIAM.
Ditanya tidak atau ya, jawabnya DIAM.
Ditanya ya atau ya, jawabnya DIAM.
Ditanya tidak atau tidak, jawabnya DIAM.
Ketika di DIAMkan, malah MARAH.
(repot dech, disuruh jadi dukun yang bisa menebak jawabannya) Hehe Sabarrr

Dibilang ceriwis, marah.
Dibilang berisik, ngambek.
Dibilang banyak mulut, tersinggung.
Tapi kalau dibilang Supel, wadaoowww, senang banget; padahal sama saja maksudnya
(hahahaha........... :D)
Dibilang gemuk, tidak senang, padahal maksud kita sehat gitchu lho?!
Dibilang kurus, malah senang, padahal maksud kita "Kenapa loe jadi begini....gak sehat gt??!"

Itulah wanita.....
Makin kita bingung, makin senang dia!

NB :
Kaum lelaki sering mempersoalkan kelemahan wanita karena sering mengalirkan airmata. Tetapi, segagah-gagah dan perwiranya lelaki, sadarlah bahwa suatu hari nanti mereka juga akan mengalirkan airmata syahdu karena satu perkara kecil, yaitu karena "Cinta".
Alangkah misterinya cinta seorang wanita yang dianggap lemah sehingga boleh mengalirkan airmata seorang lelaki; aneh, tetapi itulah hakikatnya.

Cinta laki-laki seumpama gunung, ia besar tapi konstan dan (sayangnya) rentan; ada saatnya ia meletus memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya.
Cinta perempuan seumpama kuku, ia hanya sehujung jari, tapi tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus bertambah; jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi.








0 comments :

Posting Komentar

Silahkan Comment